8. Dharma Lidah


Kalau anda tergelincir dan terjatuh, anda bisa bangkit lagi

Tetapi kata-kata yang telah terucapkan tidak bisa ditarik kembali

Jangan mengharapkan ketekunan dari seseorang yang tidak bisa

menepati janjinya untuk mengerjakan tugas apa pun.

 

Dalam berbicara, kata-kata kita harus sesuai dengan kondisi, situasi dan waktu. kita harus berbicara dengan rendah hati dan sikap patuh dan kata-kata harus enak untuk didengar dan tanpa menimbulkan hasutan. Kebenaran harus diungkapkan tanpa berdasarkan suka dan tidak suka. Kita harus mempunyai keyakinan yang dalam dan mengandalkan perasaan kita dan kemudian baru berbicara. Kalau kita berbicara dengan cara seperti itu, maka kita akan dihormati di masyarakat. Kita harus berbicara dengan sangat hati-hati untuk menjaga nama baik, kepercayaan dan kebanggaan bangsa, diri sendiri dan masyarakat. Oleh sebab itu, kita harus menganggap hidup kita tergantung pada setiap kata yang kita ucapkan. “Sathyam bruyath priyam bruyath’. Weda mengatakan bahwa ucapkanlah kebenaran dengan manis dan enak untuk didengar. “sathyam vada, dharmam chara”, berbicara kebenaran dan ikuti ajaran dharma. “Na bruyath Sathyam apriyam”, tidak pernah membicarakan kebenaran yang menyakitkan. Ikutilah jalan dharma dan jangan pernah mengucapkan kebohongan.

 

Jika kamu mungkin menemukan kesulitan dan masalah kalau berbicara jujur, jangan berbohong. Kalau kejujuran bisa membahayakanmu, jangan berkata kebenarannya dan jangan pula berkata bohong. Suatu hari Indra ingin menguji seorang pertapa yang merupakan seorang mahayogi, sang pengabai total. Dia telah berjanji dua hal –‘saya tidak akan menyakiti siapa pun’dan’saya tidak akan berbohong’. Untuk memenuhi janjinya ia telah melakukan penebusan dosa. Untuk menguji keteguhan hatinya, Tuhan mengambil wujud seorang pemburu dan berburu rusa. Rusa ini berlari melewati mahayogi dan ia melihatnya bersembunyi di semak-semak. Kemudian Tuhan dalam wujud pemburu datang dan bertanya kepada mahayogi “Guru, saya sedang berburu rusa, apakah Anda melihatnya?” Jika saja mahayogi mengatakan ‘ saya tidak melihatnya’ maka ia berbohong. Andai saja ia bilang “ saya melihatnya” ini akan diikuti oleh pertanyaan “ ke manakah perginya” dan kalau dia memberitahu ke mana perginya rusa tersebut, maka pemburu akan membunuhnya.

 

Sang mahayogi telah berjanji untuk tidak menyakiti, tetapi kalau ia mengatakan “ saya tidak melihat rusa itu” itu merupakan kebohongan yang sangat mencolok. Beliau berdoa kepada Tuhan “ya Tuhan berikanlah aku kata-kata yang tepat sehingga aku tidak melanggar kedua janji yang telah aku ikrarkan.” Dengan cepat Tuhan memberikan jawaban. Kalau engkau berdoa dengan sepenuh hati, Tuhan akan dengan cepat menanggapi. Tetapi kalau engkau berdoa hanya di bibir sebagai lip service (cuma kata-kata), maka kapan pun Tuhan tidak akan menanggapi. Kalau berdoa dengan hati, engkau akan memperoleh refleksi, reaksi dan wahyu dengan segera. Jawaban Tuhan datang dan pertapa berkata:​

Oh pemburu!

Apa yang bisa Kukatakan kepadamu?

Mata yang melihat tidak punya lidah untuk berbicara

Dan lidah yang bisa berbicara tidak memiliki mata untuk melihat

 

Itulah cara dia menemukan jalan keluar. Inilah jawaban dari Tuhan kepada sang mahayogi untuk menuntaskan dilemma yang dihadapinya. Kau mungkin tidak selalu memiliki kewajiban (oblige) namun harus selalu berbicara dengan ramah (obligingly). Dirimu tidak perlu berbicara dengan suara tinggi, Cukuplah jika berbicara dengan cara terhormat- dengan cara ramah dengan suara lembut dan manis. Kata-kata kita harus mencerminkan kerendahan hati dan kepatuhan dan harus selalu menyenangkan. Lidah bukan saja hanya dipakai untuk mengucapkan kebenaran, tetapi juga untuk menyanyikan nama Tuhan, untuk namasmarana (menyebut nama kebesaran Tuhan) dan menyanyikan lagu bhajan (lagu kebaktian kepada Tuhan).​

 

Dharma Lidah :

Mengucapkan kebenaran

Tidak berbohong

Jangan menyakiti dengan menggunakan lidah

Selalu berbicara dengan ramah

Jangan bergosip

Jangan memuji di depan dan menjelek jelekkannya di belakang

Jangan makan terlalu banyak

Makanlah makanan yang satvik

Namasmarana

Bhajan

Memuji kebesaran Tuhan

Hanya makan prasadam.