7. Pengendalian Indra


Pertimbangkan juga sifat alami dari yang namanya bhoga atau kemewahan, sesuatu yang menjerumuskan orang-orang ke dalam kesenangan dan perburuan yang gila. Segala macam rasa, warna, dan bau dari berbagai jenis makanan, jika kita pertimbangkan secara bijaksana hanyalah merupakan obat penghilang rasa lapar; semua minuman yang telah ditemukan oleh manusia hanyalah obat penghilang rasa haus. Manusia menderita penyakit karena indera-inderanya, dan manusia mencoba mengobati dengan cara berekreasi, bersenang-senang, piknik, makan-makan, berdansa, dll, haruslah diketahui bahwa cara-cara seperti itu tidaklah menyembuhkan penyakit tersebut. Langkah pertama pada latihan spiritual adalah mengekang icchasakthi, yang akan mengendalikan indera-indera untuk mengejar benda-benda.

 

Kalau iccha diperuntukkan kepada Tuhan, itu bagus tetapi kalau untuk kesenangan duniawi, iccha itu menyakiti diri sendiri. Kalau rumah tersulut api itu artinya kebakaran. Jika Hanuman menyulut api di Lanka, itu adalah balasan yang setimpal dan pelajaran yang baik. Kalau perampok memotong tanganmu itu namanya Himsa (kekerasan). Kalau dokter mengamputasi tangan , ia menyelamatkan nyawamu dan itu merupakan Ahimsa (tanpa kekerasan). Bukankah dirimu tidak langsung memakan padi? Kau tahu harus menghilangkan kulitnya, merebus berasnya sebelum memakannya. Begitu juga mengapa engkau menerima segala sesuatu tanpa diolah? Singkirkan daya tarik yang dimilikinya, dan buat itu hanya menjadi ekspresi dari kehendak Tuhan dan kemudian pahamilah hal itu. Faktor mendasar dari kehidupan spiritual adalah mengendalikan keinginan; penyerahan kehendak individual menjadi kehendak Tuhan akan mengubah semua pikiran, perkataan dan perbuatan menjadi pemujaan. Ketika Ravana meninggal, ratunya, Mandodari meratap disamping jenasahnya; “ Kamu menaklukan semua musuh-musuhmu, kecuali hawa nafsumu. Dulu engkau adalah orang yang saleh, engkau terpelajar, engkau menundukkan musuh terhebatmu- tetapi membiarkan dirimu diperbudak oleh keinginan. Itulah penyebab kehancuran”. Kaca pembesar memancarkan cahaya matahari pada satu titik dan bisa membakar kertas atau kaca. Begitu juga konsentrasi perhatian dapat menghancurkan bibit-bibit keinginan. Inilah sebabnya Aku menganjurkan beberapa menit untuk melakukan dhyana setiap hari, baik di awal pagi dan di malam hari setelah matahari terbenam.