3. Tujuan Hidup


Semasa kecil dia menghabiskan waktunya bersama teman-temannya
Semasa remaja dia mencari pasangan kekasih
Bahkan setelah tua dia tidak memikirkan Tuhan
Tetapi terus meratap dan menyesal karena tidak memiliki ini dan itu
Dia tidak sanggup menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruknya
Tidak tertarik akan kebaktian keagamaan
Dia merusak dirinya sendiri dan menyia-nyiakan hidupnya
Hidup sebagai manusia, yang amat langka dan istimewa telah terendahkan seperti debu!


Hidup sebagai manusia dilengkapi dengan kecerdasan intelektual. Akan tetapi manusia tidak mengetahui ke mana mengarahkan kepintarannya. Ia tidak mempergunakannya dengan baik, bahkan ketika ia tahu apa yang benar. Jika ia ditanya siapa yang bertanggung jawab atas masalah yang terjadi, ia tidak siap menerima tanggung jawab pribadi. Pertama-tama engkau harus benar-benar paham tentang sifat-sifat yang menjadi tujuanmu- entah itu Tuhan, kebaikan atau Yang Maha Mutlak, apa pun nama yang kau berikan - keagungan-NYA, kedermawanan-NYA, kecemerlangan-NYA. Kemudian pemahaman itu yang akan mengarahkan dan mendorongmu untuk mencapai sasaran tersebut. Dia sangat universal, dan ANDA menjadi bagiannya, memiliki sifat-sifat suci murni, benar, tanpa ego, tidak terbatas dan abadi. Pusatkan seluruh jiwamu pada Tuhan, maka jiwamu yang tanpa ego, sebagai kebenaran, kemurnian, dan keabadian akan terwujud dengan sendirinya, semakin nyata secara terus menerus seiring dengan perjalanan waktu.

Bisa saja dirimu kaya raya, bertitel tinggi, segar bugar dan kuat. Namun, bila engkau tidak memiliki pandangan akan Yang Maha Agung, dan aspirasi untuk selalu berada dalam pandangan Yang Maha Agung (Tuhan), maka semua yang telah kau dapatkan tiada berarti apa-apa. India mempunyai epos agung Mahabarata, yang menceritakan peperangan antara Kurawa dan Pandawa. Kurawa memiliki keunggulan dalam keuangan dan sumberdaya militer. Mereka menghadap Krishna, penjelmaan Tuhan, untuk memohon bantuan-NYA. Kurawa puas setelah menerima balatentara dalam jumlah besar dan peralatan perang. Sedang Pandawa hanya memohon berkat-NYA. Tuhan merestuinya. Krishna hadir di sisi Pandawa, sendiri dan tanpa senjata. Krishna hanya membawa cambuk dan menjadi kusir kereta Arjuna. Hanya itu saja, tetapi hanya itu yang diperlukan untuk memperoleh kemenangan. Akhirnya Kurawa kalah telak; dan Pandawa memperoleh tahta dan ketenaran abadi.