CHINA KATHA 1


SELIMUT MAYA DAN BERUANG

 

Atma tathwa adalah satu dan tidak dapat dipisahkan. Suatu hari, di tempi sebuah sungai, ada sekelompok anak-anak sedang menjaga sapi mereka. Ketika itu sedang musim hujan dan sungai tiba-tiba banjir. Karena arus yang deras, seekor beruang terpeleset ke dalam air, terseret ke tengah arus dan hanyut. Salah seorang anak melihat sesuatu yang mengapung dan dari kejauhan tampak seperti bungkusan selimut yang mengambang di air. Ia berkata kepada teman-temannya: "Saya akan terjun ke air dan mengambil bungkusan selimut itu." Maka ia pun melompat ke air. Dengan pendapat yang salah bahwa itu adalah bungkusan selimut, anak laki-laki itu memeluknya, maka beruang itu memeluknya juga. Bagaiamana pun ia berusaha melepaskan diri, beruang itu tidak mau melepaskannya. Beruang it memeluknya erat-erat. Anak-anak lain di tepi sungai berteriak: "Oh, kawan yang baik, tinggalkanlah bungkusan itu dan kembalilah." Sambil berusaha melepaskan diri, anak yang berada di dalam air itu berteriak: "Dia tidak mau melepaskan aku walaupun aku mau melepaskan diri dari bungkusan itu." Demikian pula dalam sungai kehidupan. Maya berperang sebagai beruang yang kita kira bungkusan selimut. Karena mengira dapat memberikan hiburan, kesenangan dan kebahagiaan, kita melompat ke sungai dan berusaha menangkapnya. Tahap selanjutnya, ketika kita hendak melepaskan diri, baru kita sadari bahwa kita tidak dapat melakukannya. Khyalan ini diciptakan oleh maya, tetapi prinsip Ilahi selalu satu. Wisishtadwaita telah mengabarkan sejak zaman dulu, bahwa walaupun wujudnya berlainan, hanya ada satu Purusha yang merupakan kesatuan perbedaan dan keragaman bentuk.