CHINA KATHA 1


MENYALAKAN PELITA KEBIJAKSANAAN

 

Suatu kali ada seorang sadhaka yang mempunyai ambisi untuk mengetahui sesuatu yang Ilahi. Ia menghendaki agar mata kebijaksanaannya dibuka. Ia masuk ke dalam gua tempat tinggal seorang Guru. Ketika masuk ke dalam gua, ia melihat cahaya yang kelap-kelip. Ketika ia maju ke depan, cahaya itu bahkan menjadi padam. Dalam kegelapan, orang merasa takut, dan dalam ketakutan, kita mengingat Tuhan dengan sungguh-sungguh. Oleh karenanya ia mengucapkan keras-keras kata Namasiwaya dan ketika mendengar seruan ini, orang suci itu bertanya, siapakah itu gerangan? Sadhaka itu menjawab, ia datang mencari restunya. Orang suci yang agung ini, yang dapat bertahan hidup di dalam gua hanya dengan menghirup udara di sekitarnya, mempunyai kemampuan mengetahui pikiran pengunjungnya. Ia mengatakan akan menjawab pertanyaannya nanti dan sebelum menjawabnya, disuruhnya sadhaka ini menyalakan pelita yang baru saja padam. Pendatang ini mengambil korek api dan mencoba menyalakan lampu tersebut, tetapi tidak berhasil. Ia memberi tahu sang guru bahwa telah dihabiskannya sekotak korek api, tetapi ia belum juga berhasil menyalakan pelitanya. Guru itu menyuruhnya melihat apakah masih ada minyak di dalam pelita. Setelah diketahuinya bahwa lentera itu tidak berminyak, ia pun melapor pada sang guru bahwa di dalamnya ada air. Guru itu kemudian menyuruhnya membuka lentera tersebut, mengeluarkan airnya, mengisinya dengan minyak dan mencoba menyalakan lagi. Guru itu kemudian berkata bahwa mungkin sumbunya basah kena air dan menyuruhnya mengeringkan baik-baik di tempat terbuka dan kemudian mencoba menyalakan lagi. Dilakukannya semua ini dan ternyata ia pun berhasil. Kemudian orang ini memberanikan diri menyatakan keperluannya dan mohon jawabannya dari guru ini. Sang guru merasa heran dan mengatakan bahwa jawabannya baru saja diberikan. Pendatang itu mohon pada sang guru agar menerangkan dengan cara yang lebih jelas karena ia bodoh dan tidak dapat mengerti makna ajarannya. Guru itu berkata: "Di dalam bejana hatimu ada sumbu jiwamu. Selama sumbu itu terbenam dalam air hawa nafsu, oleh karena itu engkau tidak dapat menyalakan pelita kebijaksanaan. Tuangkan semua air hawa nafsu dari bejana hatimu dan isilah dengan namamarana Tuhan. Ambillah sumbu jiwamu dan keringkan dalam sinar matahari Vairagya; peraslah semua air yang berbentuk nafsu serta keinginan dan masukkan dalam hatimu minyak pengabdian atau namasrana, maka engkau akan dapat menyalakan pelita kebijaksanaan."