CHINA KATHA 1


MATHRU BHAKTI HARUS MENDAHULUI ISWARA BHAKTI

 

Perintah-Ku yang pertama dan terutama yaitu: hormatilah orang tuamu, terutama ibumu. Suatu kali, ada kawasan yang terserang badai hebat sehingga semua rumah rata dengan tanah dan orang-orang tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan atau tempat untuk membaringkan dirinya. Di antara yang mendapat serangan yang terparah, ada seorang ibu bersama dua orang putranya. Putra yang sulung adalah permata kebajikan. Ia merasa bertanggung jawab atas keselamatan pemeliharaan keluarganya, karena ia mencintai ibunya dan yang amat diinginkannya adalah restu dan kasih sayang ibunya.

Sang ibu bersama putranya yang bungsu pergi mengemis dan bertahan hidup dari sedikit hasil yang mereka peroleh di daerah yang tertimpa kelaparan. Segera ia merasa terlalu lemah untuk berjalan beberapa langkah saja. Maka putra yang sulung harus mengemis seorang diri untuk memberi makan keluarganya. katanya sambil bersujud pada ibunya, ia akan melakukan apa yang dilakukan oleh ibunya dan mengumpulkan makanan untuk semua. Ia ingin ibunya tidak terlalu mengeluarkan tenaga agar kesehatannya tidak memburuk. Bagaimana mungkin sesuap nasi hasil minta-minta bisa menghidupi tiga orang? Putra sulung ini juga menjadi lemah. Dengan suara dan langkah-langkah yang semakin lemah ia menuju rumah seorang tuan tanah dan berseru minta sesuap nasi. Nyonya rumah memanggilnya, menyuruhnya masuk dan memberinya makan dalam sebuah piring. Tapi ia terhuyung-huyung ketika berusaha tegak dan tiba-tiba tersungkur ke lantai. Tuan tanah datang berlari-lari dan menempelkan telinganya ke dekat telinga anak laki-laki yang sekarat itu, agar dapat menangkap kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya. Ia berkata: "Jangan, jangan! Pertama ibuku harus diberi makan. Giliranku adalah berikutnya!" Kita mungkin dapat membayar hutang berupa apa pun; tapi hutang pada ibu tidak akan pernah dapat kita bayar. Siapa saja yang menyatakan diri sebagai pemuja Tuhan harus memiliki sifat ini, mereka harus menghormati ibunya.