24. Dharma Seorang Anak


Engkau harus menghormati orang yang lebih tua dan memperoleh berkatnya. Dari semua orang yang lebih tua Ibu dan Ayah adalah yang termulia. “Mathru devo bhava, Pithru devo bhava”- ibu adalah Tuhan , ayah adalah Tuhan. Engkau harus melakukan namaskar kepada mereka dan memperoleh berkatnya. Kalau engkau melakukannya - Tuhan akan muncul dihadapanmu. Siswa harus mengetahui bahwa mereka tidak mempunyai pikiran yang licik dan kejam- para siswa harus mengembangkan sifat-sifat yang baik, pikiran-pikiran suci (Sadbhavam, sadchintana dan sadalochana) dan persepsi yang murni didalam diri sendiri. Seperti halnya Ratnakara yang menjadi Valmiki, hati kita juga bisa bertransformasi dan menjadi tempat tinggal Tuhan.

Anak yang baik merupakan cahaya bagi seluruh keluarga. Siapakah anak yang baik itu? Anak yang baik berarti anak Tuhan (good son=god son). Seluruh dunia adalah sebuah ilusi, tetapi Brahman kebenaran yang mendasari. Ilusi ini adalah kosong (o). Saat engkau menghilangkan kosong ini dari kata good maka kata itu berubah menjadi God (Tuhan). Anak Tuhan adalah anak yang baik, yang selalu memiliki perasaan-perasaan ketuhanan, tindakan-tindakan ketuhanan, pemikiran-pemikiran ketuhanan dan kelakuan-kelakuan ketuhanan. Orang yang memiliki sifat-sifat ini adalah seorang suputrudu- anak yang baik. Su berarti baik. Anak yang seperti ini menuruti perintah orangtua, menerima rahmat mereka, membuat mereka bahagia, menunjukkan rasa terimakasih atas segala pertolongan yang telah diterima. Anak yang membuat puas kedua orangtua adalah anak yang baik. Anak yang memperoleh nama yang di masyarakat bukan hanya anak itu yang dinilai baik kalau ada seorang anak yang baik seluruh keluarga akan memperoleh reputasi yang baik dan anak tersebut juga akan menjadi terkenal. Kalau engkau mempunyai sebuah pohon melati di hutan yang sangat lebat, wanginya akan menyebar ke semua tempat. Ketika mempunyai seorang anak yang baik, seluruh keluarga dan klan memperoleh reputasi yang baik. Orang-orang membagikan permen saat seorang anak lahir. Tetapi mereka benar-benar gembira saat anak tersebut memperoleh nama yang baik di masyarakat. Tuhan juga berbahagia.

Ada seorang yang kaya. Ia memiliki seorang anak laki-laki. Orang kaya ini juga mempunyai seorang ayah yang sudah tua yang tinggal bersama mereka. Pada usia seperti orang kaya ini ada kecenderungan untuk tidak menghargai orang yang lebih tua- orang yang sudah tua dikirim ke panti jompo. Sang suami dan sang istri berpikir “kenapa orang tua ini harus tinggal di rumah ini. Akan lebih baik, jika ia tinggal di pojok beranda”. Anak mereka yang kecil biasanya mencari kakeknya setiap hari dan menanyainya segala pertanyaan-pertanyaan tentang pengalamannya. Tetapi pasangan muda ini adalah penerima sistem pendidikan moderen sehingga mereka merasa bahwa anak laki-lakinya bisa menjadi jahat kalau dia menghiraukan kakek tua itu.

Pasangan muda ini biasanya menyajikan makanan kepada orang tuanya pada sebuah piring yang terbuat dari tanah. Piring ini adalah piring yang khusus disimpan untuknya dan hanya piring satu-satunya. Anak laki-laki kecil ini dengan kebaikan hatinya mengetahui apa yang sedang terjadi. “kekayaan siapa yang sedang dinikmati oleh kedua orang tuaku?” pikirnya,”kekayaan ini sebenarnya milik kakekku. Segala kenyamanan yang dinikmati oleh kedua orang tuaku sebenarnya adalah kepunyaan kakekku. Orangtuaku memperoleh nama yang baik karena kakek. Anak laki-laki itu berpikir kalau kedua orang tuanya telah menyengsarakan kakeknya sementara mereka menikmati hartanya. Suatu hari anak ini menyembunyikan piring tanah yang biasa digunakan oleh kakeknya untuk makan. Esoknya, ketika orangtuanya sedang mencari piring tanah ke semua tempat, anak laki-lakinya datang dan bertanya,” apa yang sedang kalian cari?” dijawab“ tidak ada, kami hanya mencari piring tanah yang biasa dipakai makan oleh kakek. Kami tidak menemukannya.” Dengan mengumpulkan keberaniannya anak itu berkata,” ayah, piring tanah itu tidak usah dicari. Aku sudah menyimpannya di tempat yang khusus”. Sang ayah menegurnya. “Mengapa?” katanya. Sang anak menjawab,” ayah, saya telah menyimpannya sehingga pada saat ayah tua nanti aku bisa menyediakan makanan dari piring yang sama. Inilah alasan mengapa aku menyembunyikannya”.

Anak-anak merencanakan tingkah laku seperti ini. Tingkah laku pada saat engkau merawat orang tuamu, adalah tingkah laku yang akan anak-anak lakukan untuk merawatmu dikemudian hari. Kalau engkau menghianati seorang teman, sebaliknya engkau akan dihianati oleh teman yang lain. Sikap hormatmu terhadap kakakmu adalah sikap yang akan diperlakukan oleh adikmu kepadamu. “Yad bhavam tad bhavati”. Apapun yang engkau lakukan harus menghadapi konsekuensinya.

Dharma Seorang Anak​

  • Menghormati orang yang lebih tua, menerima berkatnya​
  • Menerima rahmat orangtua​
  • Membuat orangtua berbahagia​
  • Bersyukur dan berterimakasih atas segala pertolongan yang telah diterima​
  • Mematuhi perintah orangtua​
  • Menjaga nama baik keluarga​
  • Mengembangkan reputasi yang baik​
  • Bersikap dan berprilaku yang baik, berbakti​
  • Menjadi cahaya bagi keluarga​

Anak yang baik, membuat seluruh keluarga bersinar cemerlang Sekuntum bunga melati membuat seluruh hutan wangi semerbak.