KARUNIA TUHAN (2) (5)

Pertanyaan : Bhagavan, bagaimanakah cara meraih karunia Tuhan?

Bhagavan : Berusahalah untuk mendapatkan karunia Tuhan dengan memperbaiki kebiasaanmu, mengurangi keinginanmu, dan menghaluskan sifatmu menuju kemuliaan.
Satu langkah akan membuat langkah berikutnya lebih mudah, inilah kualitas yang unik dari perjalanan spiritual. Dalam setiap langkah, kekuatan dan kepercayaan dirimu akan bertambah dan secara bertahap, engkau akan mendapatkan karunia yang semakin besar. - SSS Vol.5, hal.197 Jika engkau mendapatkan karunia Tuhan, bahkan dampak buruk dari karma dapat diatasi.

SSS. Vol 2, hal.65

KARUNIA TUHAN (3) (6)

Pertanyaan : Bhagavan, apa yang paling diperlukan bagi kesejahteraan manusia ?

Bhagavan :Aiswaryam (kemakmuran) yang paling diperlukan adalah Ishvara Anugraha (karunia Tuhan), karunia Tuhan itu selalu ada, dan hal tersebut adalah bentuk kekayaan yang harus engkau capai, karunia Tuhan akan menjagamu, seperti kelopak mata menjaga bola mata. Jangan ragukan hal ini

SSS Vol 4, hal 264

LANJUTKAN NAMASMARANAM, MEDITASI DAN PELAYANAN TANPA PAMRIH SAMPAI ENGKAU MELIHAT TUHAN DALAM SEMUANYA (7)

Pertanyaan : Bhagavan, bagaimana cara kami merawat pikiran dan hati kami ?

Bhagavan :Walaupun badanmu mungkin diam, tapi pikiranmu akan menjadi sangat sibuk sekali dengan melakukan kegiatannya sendiri. Hati dari seseorang yang tidak berusaha untuk meningkatkan pikiran dengan gagasan yang suci, pastinya adalah surga bagi kejahatan.
Orang-orang dengan pikiran yang seperti ini akan jatuh menjadi mangsa dari nasib atau akibat karma dengan mudah. Ketika seseorang memiliki pikiran yang telah terpusat kepada Tuhan dan mengejar kebenaran, meskipun badan dan indrianya melakukan tindakan untuk melayani dunia, semuanya itu tidak akan terpengaruh oleh karma; meskipun mereka melakukan tindakan, mereka bebas dari hasil dari tindakan. Ini adalah pelajaran dari Bhagavad Gita. Bawalah ini di dalam pikiranmu : (yaitu) Sampai engkau melihat Tuhan di dalam diri setiap orang dan di setiap tempat, lanjutkanlah untuk meditasi dan mengulang-ulang nama Tuhan. Dan juga, dedikasikan waktumu untuk melayani dunia, tanpa memperdulikan hasilnya. Lanjutkanlah hal ini sampai pikiranmu bebas dari gelombang perasaan dan penuh dengan keillahian. Kemudian engkau akan menjadi diberkati.

Prema Vahini, Ch72- Bhagavan Sri Sathya Sai Baba

RASA BHAKTI DITANDAI DENGAN PIKIRAN DAN PERASAAN YANG TENANG SERTA KERINDUAN KEPADA TUHAN (8)

Pertanyaan : Bhagavan, adakah ukuran tertentu untuk rasa bhakti dan kualitas pikiran yang dipenuhi rasa bhakti ?

Bhagavan :Keadaan bhakti yang tidak terbatas itu tidak dapat diungkapkan dalam bahasa manusia. Dengan tanda - tanda lahiriah yang dapat diamati, kita bisa merasa bahwa bhakta tersebut berada dalam kebahagiaan yang tidak terhingga, tetapi siapa yang dapat mengukur kedalaman rasa bahagia itu ? Hal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan indra.
Bhakti harus disadari dengan pengalamanmu sendiri, walaupun jiwa-jiwa agung dapat memberikan secercah terang (penjelasan) pada jalan itu dengan teladan mereka. Dengan pertolongan mereka engkau dapat memperoleh sedikit pemahaman mengenai jalan bakti. Tetapi ingatlah selalu bahwa kosa kata manusia tidak mampu mengungkapkan hal yang berada di luar jangkauan pemahaman. Kata-kata hanya berguna untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan dunia objektif. Dalam hal pengalaman atau penghayatan yang tidak mungkin dibanding-bandingkan, kata-kata hanya merupakan alat yang tidak bernilai. Meskipun demikian, pertimbangkanlah beberapa uraian (dari jiwa-jiwa agung) mengenai hal tersebut. Maitreyī, salah satu di antara bhakta wanita yang terkemuka, membandingkan pikiran dan perasaan seorang bhakta dengan danau yang tenang. Dengan kata lain, segala keresahan lenyap, pikiran seorang bhakta (yang memiliki rasa bhakti) menjadi jaḍa ‘tidak aktif’, dengan kata lain tidak efektif (ket : pikiran tidak lagi menguasai, tidak reaktif) dan tidak berdaya lagi. Maharesi Kapila, ketika membicarakan perihal bhakti yang sama, membandingkannya dengan arus. Arus air dan sungai-sungai seperti Gangā dan Godāvarī mengalir dengan tiada putusnya, tanpa henti dan tanpa ragu menuju ke lautan. Demikian pula sejak lahir, seorang bhakta memiliki kerinduan untuk mencapai samudra karunia Tuhan.

Shanti Vahini Bab 9, Bhagavan Sri Sathya Sai Baba.

MAKNA NAMA SRI KRISHNA (9)

Pertanyaan : Bhagavan, setiap penjelmaan Tuhan ke dunia, pastilah ada makna yang terkandung dalam nama yang dipilihNya. Bhagavan, apakah makna dari kata "Krishna" ?

Bhagavan :Kata Krishna memiliki 3 (tiga) makna : 1. _“Krushathi-ithi Krishna”_ yaitu “Ia yang membajak disebut Krishna”. Ladang yang dibajak adalah melambangkan hati. Hati harus dibersihkan dari gulma (berbagai kualitas yang jahat) dan diisi oleh cinta kasih. Benih dari nama Tuhan harus ditaburkan di dalamnya. Krishna adalah Ia yang mengkaruniai dan mengilhami para pemujaNya untuk melakukan hal ini.
2. _"Karshathi-ithi Krishna"_ yaitu “Ia yang menarik disebut Krishna” Krishna memiliki daya tarik yang tertinggi. Dari kata-kataNya, perawakanNya, musikNya dan semua tindakanNya menarik semua orang. Daya tarik ilahi ini ada pada setiap orang, setiap orang memiliki potensi Krishna di dalam dirinya. 3. _"Kushyathi-ithi Krishna"_ yaitu “Orang yang mengajarkan kebahagiaan disebut Krishna”. Semua orang mencari kebahagiaan. Ketuhanan, yang merupakan perwujudan kebahagiaan ada di dalam dirimu. Tuhan ingin engkau bahagia, namun engkau tidak menyadari kebahagiaan tersebut. Cobalah mengenali sumber kebahagiaan di dalam dirimu. Bukanlah sifat sejati manusia untuk menjadi tidak bahagia. Engkau harus senantiasa berbahagia, karena engkau adalah perwujudan dari atma. Sebagai percikan Ilahi, Engkau harus berlatih untuk berperilaku seperti Ilahi. Jangan memberi ruang untuk kesedihan. Apa gunanya membalik manik-manik japamala sementara pikiranmu memikirkan hal-hal duniawi? Pertama-tama, bersihkan pikiranmu. Dedikasikan semua tindakan kepada Tuhan. Bebaskan dirimu dari semua kemelekatan. Perlakukan segala sesuatu sebagai pemberian dari Tuhan, pikirkan - engkau adalah penjaganya (yang telah dititipiNYA), bukan pemiliknya.

Divine Discourse: Sri Krishna Janmashtami, 25 August 1997, Bhagavan Sri Sathya Sai Baba.

BERBICARALAH KEPADAKU DENGAN HATI PENUH KASIH (10)

Pertanyaan : Bhagavan, bagaimana sebaiknya kami berbicara dengan-Mu ?

Bhagavan :Bila seseorang berbicara kepada-Ku dengan kasih, Aku senang sekali. Akan tetapi, bila orang-orang melukiskan berbagai sifat-Ku dengan kata-kata muluk yang hampa, Aku sama sekali tidak merasa senang atau terkesan.
Berbicaralah kepada-Ku dengan kasih yang timbul dari lubuk hatimu. Berdoalah kepada-Ku dengan hati yang penuh dengan kasih. Bila engkau berdoa dengan penuh kasih, Aku segera menanggapinya. Panggillah Aku “Sai” dengan kasih, Aku akan segera menjawab dan berkata, “Oyi” ‘ya’. Berapa pun banyaknya seseorang berdoa, bila tanpa kasih, hati-Ku tidak tergerak. Bila kaupanggil Aku dengan kasih, Aku pasti akan menanggapinya di mana pun engkau berada. Tidak ada yang lebih hebat daripada kasih. Karena itu, bila engkau ingin mendapat penampakan dan penghayatan Tuhan, berdoalah kepada-Nya dengan kasih.

Divine Discourse, Guru Purnima, 22-7-2004, Bhagavan Sri Sathya Sai Baba

JADIKAN KASIH MENJADI HAL YANG PALING PENTING DALAM HIDUPMU (11)

Pertanyaan : Bhagavan, apa hal awal yang harus kami kembangkan untuk memiliki kualitas hidup yang baik ?

Bhagavan :Engkau harus mengisi hatimu dengan cinta kasih dan menjadikan kasih sebagai suatu kemampuan yang berpengaruh (pada kualitas hidup) atau paling penting dalam hidupmu.
Bila cinta kasih sebagai pondasi dalam pikiran, ia menjadi kebenaran, bila cinta kasih dijadikan dasar perbuatan, perbuatanmu menjadi dharma, bila perasaanmu dijiwai oleh cinta kasih, hatimu penuh dengan kedamaian yang tertinggi, dan bila engkau menjadikan cinta kasih sebagai penuntun pengertian dan cara berpikirmu, maka akal budimu akan dijiwai oleh sikap tanpa kekerasan. Karena itu, kasih adalah kebenaran, kasih adalah kebajikan, kasih adalah kedamaian, kasih adalah tanpa kekerasan. Semua sifat yang agung itu didasari oleh cinta kasih. Jika pikiranmu tidak dijiwai oleh cinta kasih, tidak akan ada kebenaran. Jika cinta kasih tidak menjiwai perbuatanmu, tidak akan ada dharma. Jika engkau tidak merasakan cinta kasih dalam hatimu, tidak akan ada kedamaian. Dan jika engkau tidak melandasi pikiranmu dengan cinta-kasih, tanpa kekerasan tidak akan menetap dalam akal budimu. Jadi, seperti gula adalah bahan baku dari segala macam gula-gula, demikian juga cinta kasih adalah bahan pokok untuk sathya 'kebenaran', dharma 'kebajikan', shanti 'kedamaian', dan ahimsa 'tanpa kekerasan. Cinta kasih adalah ketuhanan itu sendiri. Cinta kasih adalah Tuhan dan Tuhan adalah cinta kasih. Cinta kasih adalah kemampuan Tuhan yang menghidupkan segala-galanya. Dengan cinta kasih engkau dapat dengan mudah mengalahkan kebencian dan kemarahan. Karena itu, hiduplah selalu dalam kasih.

Intisari Bhagavadgita, Percakapan 10, Bhagavan Sri Sathya Sai Baba