NILAI : Sathya (kebenaran)
SUB NILAI : Kejujuran
TUJUAN  : Menanamkan dalam diri anakanak tentang pentingnya nilainilai kejujuran dan mengajarkan kepada anakanak agar senantiasa  berbuat yang jujur
KATA MUTIARA : Setengah kejujuran adalah suatu kebohongan yang utuh
USIA : 6 – 12 tahun
DUDUK HENING : Meditasi Cahaya

 

CERITA : Sathya anak yang Jujur

Sathya adalah seorang anak yang jujur, tiada pernah sekalipun ia melakukan suatu kebohongan.  Oleh  karenanya  ayahnya  sangat  sayang kepadanya.  Mereka  sering  sekali

 

membicarakan  hal‐hal  tentang  kejujuran  dan  kebohongan.  Ayah  Sathya  sangat  bangga sekali kepada Sathya karena kejujurannya. Suatu kali ketika mereka sedang berbincang‐ bincang, Sathya mengatakan kepada ayahnya, bahwa banyak anak‐anak yang dimarahi oleh orang tuanya atas tindakan yang tidak mereka lakukan, oleh karenanya mereka lebih baik berbohong. Ayahnya berkata bahwa kapanpun dan dimanapun kalau ia mau berkata dan berbuat yang jujur, maka semua orang akan menyayangi dan menghormatinya.

 

Pada suatu ketika, saat Sathya berulang tahun yang keenam, ayahnya memberi hadiah sebuah gunting, karena ayahnya tahu bahwa Sathya sangat senang dengan keterampilan menggunting dan menempel. Sathya sangat senang dengan hadiah yang diberikan oleh ayahnya tersebut. Semula ia menggunting koran‐koran bekas dan majalah‐majalah bekas kemudian dia tempel di sebuah buku gambar. Pada suatu hari karena sedang asyik‐ asyiknya Sathya bermain dengan guntingnya, tanpa disadarinya ia telah menggunting lukisan kesayangan ayahnya. Ketika ayahnya pulang, didapatilah lukisan kesayangannya sudah hancur tergunting. Ayahnya lalu memanggil semua pembantunya dan segera menanyai mereka, siapakah yang telah menggunting lukisan tersebut. Tidak seorang pun dari pembantunya yang dapat memberikan jawaban.

 

Si ayah lalu segera memanggil Sathya dan segera menanyainya,”Sathya, siapakah yang telah menghancurkan

lukisan kesayangan ayah?” Setelah beberapa saat lalu Sathya menjawab,” Ayah, engkau tahu saya tidak bisa berbohong!” “Kata ayah kapanpun dan dimanapun jika engkau berbuat yang jujur maka semua akan sayang dan menghormatimu.” “Oleh karenanya Ayah, saya tidak akan berbohong, sayalah yang telah menggunting lukisan ayah  tersebut.”  Bagaimana  kemudian  sikap  sang  Ayah?  Ayah  Sathya  lalu  tersenyum  dan  segera  memeluk Sathya,”  Anakku  engkau  telah  berbuat  jujur,  engkau  mengakui  atas  kesalahan  yang  engkau  perbuat,  Ayah bangga padamu atas kejujuranmu, peganglah teguh sikap ini, maka semua orang akan menyayangimu dan mereka pun akan menghormatimu.

 

Pertanyaan :

1. Siapa nama anak yang menjadi tokoh dalam cerita tersebut? Bagaimana sikapnya?

2. Apa pesan ayahnya kepada Sathya?

3. Hadiah apa yang diberikan kepada Sathya ketika ia berulang tahun yang keenam? Apa yang ia lakukan

dengan hadiahnya tersebut? Dan bagaimana akibatnya?

4. Ketika ayahnya menanyakan kepada Sathya,”Siapa yang menggunting lukisan Ayah?, bagaimana

jawaban si Sathya? Bagaimana kemudian sikap ayahnya?

5. Jika engkau misalnya pada suatu hari berbuat salah kepada orang tuamu, dan orang tuamu menanyakannya kepadamu, bagaimana tindakanmu?

 

MENYANYI; Judul Lagu :Mari Kita Jangan Berdusta

 

Mari kita jangan berdusta, walau kita sedang bercanda Bila kita selalu berdusta, engkau akan tercela

Mari kita berpikir benar, mari kita bicara benar, mari kita bertindak benar

Semuanya sayang padamu

 

KEGIATAN KELOMPOK : Teka‐teki bergambar

Membagi anak‐anak menjadi beberapa kelompok kemudian menyuruh mereka menebak teka‐teki bergambar

yang diberikan.

 

DOA PENUTUP

Ya Tuhan, yang Maha Pengasih dan Penyayang, jagalah selalu kata‐kata yang kami ucapkan, biarkan lidah kami hanya mengucapkan yang benar dan bimbinglah kami senantiasa agar selalu dapat menepati kata‐kata yang kami ucapkan.

OM SHANTI, SHANTI, SHANTI