Berikut ini adalah kisah bakta Shirdi Sai yang berdarmawisata ke Bangalore pada bulan Mei 1963. Ketika ia bersama keluarganya akan masuk ke dalam mobil sewaan, seorang tua yang tingginya lebih dari 180 cm, dengan rambut dan jenggot putih, mengenakan sarung ( dhoti ) serta kemeja putih, menghampiri mereka dan bertanya, “Apakah kalian memerlukan bantuan? Saya tinggal di kota ini, jadi saya mengenal kota ini dengan baik. Jika kalian akan pergi melihat-lihat, saya bisa menunjukkan jalan.”

Tertarik oleh kata-katanya dan senang mendapat bantuan itu, bakta tersebut menerima tawarannya dengan gembira. Orang tua itu memperlihatkan kepada mereka seluruh kota Bangalore tetapi tidak mau makan siang bersama mereka. Ketika didesak, ia mau minum kopi. Setelah sore, orang tua itu minta agar sopir membawa mobil ke jalan tertentu. Walaupun pengemudi mengenal jalan di kota Bangalore, jalan khusus ini tidak ia ketahui. Orang tua itu minta agar mobil dihentikan di suatu tempat. Ia membawa mereka semua ke terowongan yang sempit. Bagian dalamnya gelap,  tetapi ada pelita minyak, dan dari cahayanya, mereka dapat melihat  Shivalingga yang berkilau terang. Orang tua itu menyuruh agar setiap orang mendapatkan darshan Shivalinggam dan juga memberi mereka air suci ( tirtham ), tetapi ia sendiri tidak meminumnya.

Ketika hari berakhir dan orang tua itu akan pulang, bakta tersebut menawarkan uang kepadanya, tetapi ia tolak. Ketika mereka menanyakan namanya, ia mengatakan sesuatu yang aneh, dan ketika ditanya alamatnya, ia menunjuk ke suatu arah sambil berkata, “Di sana.” Ia juga memberi tahu mereka, “Kita akan berjumpa lusa.”

Sebelum keluarga itu meninggalkan Mumbai, seorang teman mereka menyarankan agar mereka pergi ke Whitefield dan mendapatkan darshan Sri Sathya Sai Baba yang merupakan  inkarnasi Shirdi Sai. Sesuai dengan saran itu, mereka tiba di Whitefield pada siang hari. Setelah menunggu di depan gerbang yang tertutup dalam terik matahari siang selama setengahn jam, mereka mendapat pesan, “Panggil orang-orang dari Mumbai itu ke dalam.” Ketika keluarga itu masuk, Swami sendiri yang menyambut mereka. Beliau tersenyum dan bertanya kepada mereka, “Jadi, bagaimana kalian menyukai Bangalore kami? Apakah kalian sudah mengunjungi semua tempat? Dua hari yang lalu kita telah bertemu.” Pria itu sadar bahwa orang tua yang menemani mereka sebagai penunjuk jalan tidak lain adalah Sai Baba sendiri.  Sekarang ia ingat apa yang dikatakan orang tua itu, nama ( yang disebutkannya adalah ) ‘Jodi Aadipalli Somappa – Shiwa yang bersemayam dalam hati yang murni.’ Swami sendirilah yang telah menujukkan tempat ibadah Shiwa kuno itu kepada bakta yang berhati murni ini! Namun itu misterius, karena kemudian tempat ibadah tersebut tidak ada jejaknya, walaupun banyak bakta melakukan segala usaha untuk menemukan tempat itu.

 

Dari: Sri Sathya Sai Kalpadruma

Diterjemahkan oleh: Susianti

Dengan izin dari Pemegang Hak Cipta: Shri Prashant Prabhakar Palekar