Sri Raamanatharao yang tinggal di Kagaz-nagar, kota Sirpur, baru saja pensiun dari pabrik kertas tempat kerjanya. Segera ia mengunjungi saudara perempuannya yang tinggal di Shimoga ( di Negara Bagian Karnataka ) dan mendengar tentang Baba. Kisah yang dituturkan saudara perempuannya itu membuatnya ingin sekali pergi ke Puttaparti, tetapi kesehatannya tidak mengizinkan sehingga ia merasa sangat sedih.

Pada tanggal 8 Agustus 1964 pagi ia menyelesaikan upacara sandhya-vandanam dan japa mantra Gaayatrii. Setelah itu, ia melantunkan mantra, “Oom Sriiraam Jayaraam Jayajaya Raam,” yang  diterimanya  dari Swami Raamadaas ( seorang suci terkenal di Kerala, pemuja Sri Raama ). Ketika ia sedang tenggelam dalam sukacita pelantunan mantra itu, Baba muncul dengan jelas sekali di hadapannya. Ia bangkit berdiri sambil berseru, “Baba,” “Baba,” lalu bersujud di kaki Beliau.

Raamanatharao mohon kepada Beliau ( setiap orang melihatnya berbicara kepada Baba, tetapi tidak seorang pun melihat Baba ), “ Baba, saya sudah menulis japa likhita ( japa tertulis ) mantra ini  5. 421.000 kali. Mohon berkatilah saya sehingga saya dapat menyelesaikan japa ini hingga 10.000.000.” Baba menjawab bahwa ia sudah menyelesaikan nama Raama sepuluh juta kali dan  tidak  perlu  cemas lagi.  “Engkau bisa melakukan puja pada buku-buku itu ( buku yang digunakan untuk menulis japa likhita ) begitu pulang ke rumah,” ujar Baba.

Kemudian dalam sekejap Baba lenyap dan Raamanatha Rao melihat penampakan cemerlang Sri Raama yang dinobatkan sebagai Raja. Dalam kebahagiaan jiwa yang meluap-luap, ia menyanyikan sloka-sloka Raamaayana yang melukiskan kejadian itu dan bersujud di lantai. Setelah itu, penampakan tersebut berganti dengan gurunya, Swami Raamadaas! Terakhir, tampaklah Baba sendiri, Yang Mahapemurah, yang telah menganugerahkan semua penampakan ini kepada sang saadhaka yang saleh. Raamanatharao bersujud lagi di kaki Beliau dan mohon prasadam. Astaga! Semua yang hadir melihat sebungkus vibhuti jatuh di tangannya ( dari tangan Baba yang dilihatnya dengan jelas ).

Bhagawan telah meyakinkan semua orang bahwa saadhana yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tidak akan pernah sia-sia, latihan rohani itu pasti ada hasilnya. Beliau memberi Raamanatharao hasil latihan rohani yang telah dilakukannya: penampakan gurunya, wujud Tuhan yang dipujanya, dan penampakan diri Beliau sendiri yang merupakan pengejawantahan segala wujud Tuhan.

 

Dari : Sanathana Sarathi, September 1964.

Kiriman: T. Retno Buntoro.