Report SSGI 2018-2020

Sekilas Perspektif -Munas SSGI Ke-X

OM SAI RAM

Musyawarah Nasional Sai Study Group Indonesia (Munas SSGI) adalah ajang pertemuan pengurus / abdi Sai tingkat nasional yang diselenggarakan tiap dua tahun.

Di forum ini, arah dan tujuan organisasi selalu diingatkan, dan semua ketentuan serta kebijakan strategis organisasi Sai dibahas dan ditetapkan. Termasuk juga estafet kepemimpinan digulirkan. Tentu setelah menyerap aspirasi dari pengurus dan bhakta Sai melalui musyawarah ditingkat wilayah (Muswil). Di setiap munas organisasi Sai terus berusaha melihat kembali perjalannya. Memastikan fungsinya berjalan searah dengan Visi Sai. Masa lalu perjalanan organisasi, telah mencatat begitu banyak tantangan yang terlewati. Namun masa depan yang penuh harapan, menuntut perhatian dari masa kini. Tantangan, tidak saja dari pihak ekternal, yang mengamati keberadaan organisasi Sai dari sel yang terkecil, yaitu sifat dan sikap individu para bhakta Sai hingga keberadaan payung organisasinya, dalam hal ini SSGI. Namun tantangan klasik, juga dirasakan di internal organisasi. Tergambar dari bias-bias pandangan, sikap hidup para pengurus dan bhakta, ataupun kosentrasi program yang menunjukkan ketidakselarasan dengan arah dan karakter organisasi Sai. Bila satu derajat saja pembiasan dibiarkan, maka seiring dengan dimensi ruang dan perjalanan waktu, semakin jauh dari tujuannya. Tentu kita tidak ingin energi organisasi terkuras disana. Karena itulah di setiap momen Munas, penyempurnaan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (ADART) serta Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) menjadi agenda pokok, agar fungsinya relevan dengan perkembangan jaman, sebagai dasar, suluh penerang penentu arah, jalan raya dan rambu-rambu bagi pejalan spiritual yang diwadahi organisasi Sai.

Namun demikian, pemandangan berbeda kita lihat dari munas-munas sebelumnya, Munas ke-IX di medan tidak banyak mengkonsentrasikan penyempurnaan ADART dan GBHO. Karena ketentuan dan kebijakan yang tertuang, dipandang cukup untuk dapat difungsikan sebagai pengarah dan pedoman dalam menjalankan roda organisasi. Tinggal memastikan, sejauhmana pimpinan dan pengurus organisasi Sai, memahami dan berkepentingan untuk untuk menjadikannya sebagai dasar pijakan dalam melangkah ataupun memutuskan. Saat itu, kosentrasi munas mulai bergeser maju, dengan memosisikan organisasi Sai sebagai sebuah platform gerakan spiritual. Berorientasi pada transformasi dan aktualisasi nilai-nilai dasar Sai (Kebenaran, Kebajikan, Kedamaian, Kasih Sayang, Tanpa Kekerasan), sebagai personalitas dan identitas yang melekat di setiap insan atau model kebijakan dan program yang dicanangkan oleh organisasi Sai. Karakter kepribadiannya, menjadi teladan yang selanjutnya diharapkan mampu mentransformasi dan menginspirasi dunia. Saat itu, platform gerakan ‘SAILENTERA’ di suarakan dengan dua konsentrasi yakni, ‘Transformasi ke dalam (Sailent+Era), Inspirasi Keluar (Sai+Lentera) ’. Dua tahun berjalan, gerakan Sailentera lebih terfokus pada kosentrasi pertama ‘TRANSFORMASI DIRI’ (gerakan perubahan dalam pandangan, sifat dan sikap hidup para bhakta Sai, dilandasi oleh kesadaran untuk mempraktikan dan menjadikan ajaran Sai sebagai dasar dan budaya hidup).

Tanggal 13-15 Maret 2020, Munas SSGI ke-X akan di gelar di kota Makasar. Menandakan dua puluh tahun sudah demokrasi organisasi spiritual Sai terbangun di tanah air. Setelah melewati masa-masa peletakan dasar oleh para pendahulu. Munas yang kali ini dipayungi dengan tema gerakan Sai internasional ‘UNITY IS DIVINITY - PURITY IS ENLIGHTENMENT’, diharapkan mendasari kosentrasi kebijakan GERAKAN SAILENTERA TAHAP DUA, dengan konsentrasi ‘INSPIRASI KELUAR’. Mulai dengan membangun iklim, ekosistem, komunikasi serta sistem manajemen organisasi yang lebih mapan, terhubung dan terukur. Membumikan dan mengaktualkan nilai-nilai universal ajaran Sai menjadi budaya dan gaya hidup bernafaskan Sai. Serta menghadirkan lenteralentera inspirasi bagi bangsa, melalui pencanangan model-model program yang menyentuh kesadaran transformatif, diperankan dilevel individu bhakta, keluarga, serta organisasi Sai di masyarakat. Sejalan dengan semangat tema munas ‘SAILENTERA UNTUK BANGSA’.

Semoga atas rahmat Bhagawan Sri Sathya Sai Baba, Munas SSGI ke-X berjalan dengan baik, dihiasi semangat kesatuan, kemurnian dan rasa persaudaraan. Melahirkan keputusan dan kebijakan strategis, serta para abdi organisasi Sai yang dengan tulus siap mendharma bhaktikan segala kemampuannya, menuju ERA SAI.

Selamat ... mengikuti Munas....

OM SHANTI SHANTI SHANTI OM     

 

                                                                 

UNITY IS DIVINITY dan PURITY IS ENLIGHTENMENT dideklarasikan oleh Prasanthi Council, untuk mengarahkan organisasi dan pandangan hidup para bhakta Sai diseluruh dunia, agar memahami serta menjadikan prinsip ‘kesatuan (unity)’ dan ‘kemurnian (purity)sebagai dasar kehidupan dan kemajuan spiritualitas.

Swami bersabda, bahwa kesatuan (Unity), diibaratkan seperti melihat refleksi-refleksi berbeda dari diri kita ketika dikelilingi oleh cermin, keragaman yang tampak di sekitar kita hanyalah refleksi dari diri kita yang satu, yang merupakan realitas kita (Divinity). Realisasi kesatuan mendasar ini, mengarah pada kemurnian pikiran (Purity). Melalui kemurnian ini, kita tercerahkan (Enlightenment), hingga dapat menyadari, bahwa Ketuhanan yang berstana di dalam diri (Aham Brahmasmi) pada hakekatnya terhubung dengan sumber kehidupan yang sama di seluruh semesta sebagai perwujudan Tuhan (Advesta Sarva Bhutanam).

Prinsip ‘kesatuan (Unity)’ membuka pandangan universal. Pandangan yang memberangkatkan pemahaman seseorang yang selama ini terjebak dalam ruang-ruang sempit penuh sekat, menuju pandangan terbuka penuh nilai dan makna, sebagai jalan raya utama kehidupannya. Pandangan universal, menyadarkan manusia sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dengan semua manifestasiNya. Sebagaimana wacana Swami, bahwa manusia (Vyakthi) adalah bagian dari masyarakat (Samashti), masyarakat adalah bagian dari Ciptaan (Srishti), dan semua ciptaan adalah bagian dari Tuhan (Parameshti). Manusia, sebagai individu yang paling bertanggungjawab akan kebaikan dunia ini, dengan kesucian dan kesempurnaannya diharapkan dapat mengemban dharma utamanya. Menjadi teladan, dengan hadir sebagai pribadi yang selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan (Human Excellence), berintegritas tinggi, karena mampu merealisasikan prinsip kesatuan dalam keselarasan pikiran, perkataan dan perbuatan (Tri Kaya Parisudha), mengembangkan kasih dan pelayanan pada semua (Love All - Serve All), serta sikap hidup untuk selalu menolong tanpa pernah menyakiti (Help Ever - Hurt Never), menegakkan nilai-nilai luhur kemasyarakatan, serta menjaga harmoni kehidupan semesta, sebagai bentuk persembahan kepada Sang Pencipta.

Prinsip ‘kemurnian purity’, membuka ruang pencerahan bhatin (antahkarana sudhi = citta, budhi, manas, ahamkara). Kemurnian yang terbangun atas kesadaran (Citta) bahwa prinsip keesaan telah menyatukan semua dalam persaudaraan universal, menggerakkan bhatin setiap orang untuk meretas ego (Ahangkara) dan keinginan yang selalu ingin menguasai pikiran (manas). Menghadirkan kecemerlangan (Buddhi) yang menerangi jalan hidup seseorang. Seperti melihat pantulan bulan di telaga bening, hanya tampak bila air tidak beriak dan tidak ada kotoran yang menghalangi. Cahaya bulan adalah sinar suci Tuhan yang selalu menerangi. Sementara ego dan keinginan adalah riak dan kotoran yang selalu menghalangi. Tugas manusia, membersihkan dan menjaga kemurnian pikirannya dari sifat mementingkan diri sendiri dan riak-riang keinginan. Sehingga dapat menjadi instrumen dan bagian dalam misi Ketuhanan. Menjadi Sailentera untuk Bangsa.

               

SAILENTERA UNTUK BANGSA menyiratkan semangat untuk memotivasi    organisasi dan para bhakta agar dapat mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai Sai kepada lingkungan  dan masyarakat     sebagai bentuk inspirasi dan persembahan untuk bangsa.

Video Liputan Munas